Adaptasi Inovasi GO-JEK Indonesia
Founder: Nadiem Makarim
sumber: GO-JEK Indonesia
PT Aplikasi
Karya Anak Bangsa atau yang lebih dikenal dengan GO-JEK merupakan sebuah
perusahaan teknologi asal Indonesia yang melayani pada bidang transportasi angkutan
manusia dan barang melalui jasa ojek. GO-JEk hadir dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi melalui aplikasi berbasis lokasi (Based on location) yang
dimana aplikasi tersebut dapat memantau pengemudi (Driver) yang
posisinya paling dekat dengan penumpang (Passengers). Sebuah inovasi
yang berasal dari pengalaman keseharian mengenai kebutuhan seseorang dalam
melakukan mobilisasi melalui ojek pengkolan. Sebelum GO-JEK rilis di Indonesia,
terdapat satu platform yang memiliki sistem serupa yaitu Uber yang hanya
beroperasi di wilayah Amerika Serikat (AS) pada tahun 2009. Namun, setahun
kemudian GO-JEK resmi rilis di Indonesia, dengan fitur yang masih terbilang
minimalis, yaitu fitur GO-RIDE dan GO-SEND yang hanya sekedar antar jemput
manusia dan barang saja.
GO-JEK
mengandalkan seluruh aspek yang terdapat pada kunci keberhasilan industri
geospasial. Memanfaatkan BIG Data sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi
pengemudi maupun penumpang. Beberapa point yang dapat diuraikan mengenai hal
tersebut, ialah:
1. Pemanfaatan
PETA
GO-JEK
memanfaatkan teknologi Global Positioning System (GPS),
sehingga peta dalam aplikasi bisa menentukan posisi device, sekaligus tujuan yang diinginkan oleh pengguna. Ketika dua posisi itu
ditentukan, konsep network analyst dimanfaatkan untuk
menentukan rute terpendek yang dapat dilewati oleh kendaraan, sehingga
didapatkan jarak tempuh yang dapat menjadi dasar dalam perhitungan tarif.
Melalui aplikasi GO-JEK, dapat mengetahui kebenaran dalam membuat data spasial yang berguna bagi masyarakat luas, kebenaran
informasi adalah hal yang harus diutamakan. Kebenaran ini terkait
keakuratan geometriknya dan informasi semantiknya. Aspek geometrik sangat penting, karena berkaitan
dengan kelengkapan jalan, lokasi penempatan suatu objek bangunan (beserta
toponimnya), juga topologi untuk menghasilkan network analyst yang
akurat. Perlu peta skala besar yang baik untuk dapat menjalankan sistem seperti
ini, karena tentunya rute terbaik baru akan dihasilkan ketika semua segmen
jalan “tergambar” dalam peta.
2. Kebutuhan
Informasi Real-Time
Kebenaran
kedua yang tak kalah penting ialah aspek semantik atau
atributnya. Hal ini berkaitan
dengan informasi yang terdapat dalam unsur geometri peta, seperti:
- - Informasi nama jalan
- - Infromasi nama sebuah objek bangunan
- - Informasi mengenai jalan satu arah
Kedua aspek itu saling
melengkapi dalam penentuan posisi, yaitu
keakuratan geometriknya dan informasi semantiknya, baik lokasi device maupun
tempat tujuan. Ketika kualitas dari kedua aspek tersebut terpenuhi, maka saat
peta tersebut “dituangkan” dalam aplikasi yang mudah digunakan, maka masyarakat akan
sangat senang untuk mengakses dan menggunakannya.
3. Revolusi
Digital
Sebuah
revolusi digital dialami oleh perkembangan sistem aplikasi GO-JEK dari tahun ke
tahun. Awalnya, GO-JEK dimulai pada tahun 2010 bertindak sebagai penghubung
konsumen dengan ojek tradisional. Memiliki sistem seperti konsumen terlebih
dahulu menghubungi operator GO-JEK lewat Telephone genggam dan operator akan
meminta ojek untuk melakukan penjemputan.
Namun,
perkembangan GO-JEK saat itu masih belum seperti saat ini, karena calon
penumpang masih harus menggunakan telephone genggam yang tentunya akan
dikenakan biaya tambahan berupa pulsa, dan ketika teknologi smartphone mulai
berkembang, pada Januari 2015 silam GO-JEK merilis aplikasi yang memudahkan
konsumen memesan orderan dengan pemanfaatan GPS yang menunjukkan lokasi
koordinat penumpang secara real-time kepada pengemudi.
GO-JEK kini menjadi salah
satu pemain terdepan di Asia Tenggara untuk digital and mobile
consumption. GOJEK saat ini telah berkembang menjadi super
app yang membentuk sebuah ekosistem untuk bertransaksi, menghubungkan
jutaan konsumen dengan jutaan mitra pengemudi, mitra usaha (merchant)
dan penyedia layanan (service provider).
4. Adopsi
dari Industri Lain
GO-JEK rampungkan fase
pertama putaran pendanaan Seri F yang dipimpin oleh Google, JD.com, dan
Tencent, serta beberapa investor lainnya termasuk Mitsubishi Corporation dan
Provident Capital. Putaran pendanaan terbaru ini memperkuat kepercayaan investor terhadap
posisi GOJEK selaku penyedia layanan mobile on-demand dan fasilitas pembayaran
terbesar di Asia Tenggara berdasarkan gross transaction value (GTV). GOJEK
dinilai memiliki keahlian dan kejelian dalam menangkap peluang pertumbuhan
bisnis ekonomi digital yang berkembang pesat di Asia Tenggara.
Sebagaimana
yang diketahui bahwa saat ini GO-JEK tengah memiliki target untuk mencapai
pasar Asia Tenggara. Terhitung pada bulan Februari 2019, GO-JEK mampu menembus
negara Singapura dalam ekspansi pasarnya.
5. Komunitas
Start-Up yang Menjamur
GO-JEK
memperkenalkan GO-Viet di Vietnam dan GET di Thailand sebagai bagian dari
ekspansinya, Selain tidak menggunakan nama merek nya seperti yang dilakukan
Uber atau Grab, GO-JEK juga lebih memilih menggandeng tim lokal untuk
menjalankan layanannya di luar negeri dan memberi kekuatan penuh untuk
menetapkan kebijakan sesuai dengan karakteristik masing-masing negara.
Selain
GO-JEK, terdapat start-up juga yang memiliki potensi pada bidang yang sama
sebelumnya, yaitu Grab. Grab sendiri telah hadir di
Indonesia pada bulan Juni 2012 sebagai aplikasi pemesanan taksi dan sejak itu
telah memberikan beragam pilihan transportasi seperti mobil dan ojek. Pada semester pertama
2016, sejak
Grab melakukan rebrand sebagai platform penyedia layanan pemesanan kendaraan
terlengkap seperti fitur Grabcar dan Grabbike di Indonesia
tumbuh lebih dari 250 kali. Layanan penyewaan mobil pribadi dan ojek online menjadi bagian besar dari
bisnis Grab secara keseluruhan, yang juga meliputi pemesanan taksi dan layanan
kurir.
Sama halnya dengan Grab, Uber
lebih dahulu merambah pasar Asia Tenggara untuk melakukan ekspansi
perusahaannya. Namun, pada Maret 2018, Uber memutuskan untuk bergabung dengan
Grab, dan menghasilkan kolaborasi beberapa layanan serupa
seperti Uber Eats dan Grab Food.
Namun,
pada fitur – fitur yang terdapat di aplikasi GO-JEK diklaim memiliki keunggulan
yang lebih baik jika dibandingkan dengan fitur yang terdapat di GO-JEK. GO-JEK
banyak menginspirasi start-up lain dalam berinovasi, seperti fitur Go-Pay,
melaluinya GO-JEK tidak ingin berhenti hanya sebagai perusahaan transportasi
berbasis daring, namun bertransformasi sebagai sebuah perusahaan financial
technology (fintech). Sehingga memunculkan keberadaan bisnis start-up lain
seperti OVO dan DANA.
OVO
merupakan perusahaan financial technology (fintech) yang memiliki lisensi Bank
Indonesia pada tahun 2017, dan terdapat kaitannya dengan Grab yang menggandeng
OVO sebagai akuisisinya dalam pembayaran berbasis elektronik. Kemudian DANA,
merupakan dompet digital yang disematkan kepada perusahaan berbasis fintech
tersebut. DANA memiliki lisensi Bank Indonesia pada tahun 2016. Namun, DANA
mulai familiar digunakan masyarakat Indonesia pada tahun 2018 dengan branding
“Dompet Digital” yang dapat digunakan sebagai pembayaran pada merchant
tertentu.
Kini,
GO-JEK membuat keseharian jadi lebih mudah, dengan pengalaman aplikasi yang
fleksibel. Mengadakan kerjasama dengan mitra lain, membuat GO-JEK kini memiliki
manfaat yang beragam dengan data real-time. Berikut beberapa fitur GO-JEK
tersebut ialah:
Fitur
|
Fungsi
|
GO-BLUEBIRD
|
Bekerjasama
dengan Taxi Bluebird dalam moda transportasi
|
GO-FOOD
|
Bekerjasama
dengan restoran makananan maupun pedagang kaki lima
|
GO-DEALS
|
Bekerjasama
dengan ritel perdagangan jasa yang mengadakan diskon
|
GO-PULSA
|
Bekerjasama
dengan provider yang beroperasi di Indonesia
|
GO-MASSAGE
|
Menyediakan
jasa pijat
|
GO-NEARBY
|
Menyediakan
data real-time terkait lokasi terkini dan ter-update di wilayah user berada
|
GO-SHOP
|
Bekerjasama
dengan ritel perdagangan jasa untuk kebutuhan sehari - hari
|
GO-BILLS
|
Bekerjasama
dengan perusahaan pembayaran swasta maupun pemerintahan yang terkait dengan
kebutuhan sehari – hari
|
GO-MART
|
Bekerjasama
dengan ritel perdagangan jasa
|
GO-BOX
|
Menyediakan
jasa pengantaran barang dalam muatan besar
|
GO-LAUNDRY
|
Menyediakan
jasa antar – jemput untuk mencuci/ membersihkan pakaian
|
GO-GLAM
|
Menyediakan
jasa perawatan kecantikan bagi perempuan maupun laki – laki
|
CO-CLEAN
|
Menyediiakan
jasa untuk membersihkan rumah
|
GO-TIX
|
Bekerjasama
dengan perusahaan TIX-ID dalam pembayaran tiket online bioskop
|
GO-MED
|
Bekerjasama
dengan Halodoc
|
Referensi
Ayu,
Dinda. 2018. Perkembangan OVO selama tahun 2018. https://www.tek.id/tek/perkembangan-ovo-selama-tahun-2018-b1UBH9daiDANA. Fitur DANA. https://dana.id/fitur
Ariyanti, Fiki. 2018 Mengenal
DANA, Dompet Digital dengan Tingkat Keamanan Sekelas Perbankan. https://www.liputan6.com/bisnis/read/3559895/mengenal-dana-dompet-digital-dengan-tingkat-keamanan-sekelas-perbankan
Badan Informasi
Geospasial. Belajar Spasial dari Go-Jek. http://www.big.go.id/artikel/show/belajar-spasial-dari-go-jek
Bank Indonesia. 2019. Informasi Perizinan Penyelenggara dan Pendukung Jasa Sistem Pembayaran. https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/informasi-perizinan/uang-elektronik/penyelenggara-berizin/Pages/default.aspx
CNN Indonesia. 2019. Gojek
Berburu Investasi Rp28,3 Triliun. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190125100633-185-363707/gojek-berburu-investasi-rp283-triliun
GO-JEK. 2019. Google,
JD, dan Tencent Pimpin Fase Pertama Putaran Pendanaan Seri F GOJEK. https://www.go-jek.com/blog/fase-pertama-putaran-pendanaan-seri-f-gojek/
Grab
Indonesia. Tentang Grab. https://www.grab.com/id/about/
Info
Kerja. Sejarah Pendiri Grab. https://infokerjakuu.com/sejarah-pendiri-grab/
Muhammad, Fikri. 2019.
Simak, Awal Mula Terjadinya 'Perang Dingin' OVO Vs Gopay. https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20190124103631-37-52140/simak-awal-mula-terjadinya-perang-dingin-ovo-vs-gopay
Setyowati, Desy. 2019.
Tak Lagi Terbatas, Semua Penduduk di Singapura Bisa Pakai Gojek. https://katadata.co.id/berita/2019/01/10/tak-lagi-terbatas-semua-penduduk-di-singapura-bisa-pakai-gojek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar