Tahun 2020, adalah tahun dimana kita dan semua manusia di Indonesia,
ikut merasakan stage baru. New stage level of life: :/pandemic.
Saat itu, tepatnya di awal tahun, aku memulai “perjalanan”
dari 4 tahun masa kuliahku untuk melakukan Skripsi. Seperti mahasiswa pada
umumnya yang punya semangat, ambisi, dan tujuan untuk lulus, aku pun punya
semua itu.
Singkat cerita, dipertengahan 2020, C19 mewabah di beberapa
daerah. Dimana saat itu, adalah awal dari keterpurukan aku. Semua rencana
penyusunan skripsi yang berharap bisa lancar, ternyata nggak sesuai keinginan.
Ada beberapa hal yang membuat aku bingung, gelisah, dan takut. Jika “kenapa?”
hal itu terjadi, jelas, itu akan disebut sebagai Alasan.
Aku tidak menyalahkan siapapun, atas kegagalan yang terjadi,
tapi aku hanya menyalahkan diriku sepenuhnya. Atas semua perkara dan permasalahan
yang muncul. Aku merasa sendiri.
Tapi, saat itu beruntunglah aku memiliki support system dari
teman dekat-ku. Dan juga penerimaan orang tua. Ternyata, hal terpenting dari
beban dan titik hitam yang ada di benak, bukan tentang kepasrahan.
Melainkan, penerimaan diri, dan mengenali siapa atau apa yang
membuat kamu merasa perlu untuk dilakukan validasi.
Setelah berselancar lebih dalam untuk mengenali diri,
ternyata aku hanya butuh menerima diri sendiri dan orang tua.
Setelah itu, aku merasa kosong dan hampa. Dalam proses penerimaan
diri, sangat penting diperlukan adanya ketertarikan dalam suatu bidang, bisa beberapa
atau mungkin lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar