Halaman

Senin, 20 Februari 2017

Berkenalan yuk dengan Ilmu Filsafat!

FILSAFAT DALAM KEHIDUPANOleh Melati Indah Suci, 160xxxxxx


Judul : “Filsafat”
Pengarang : Dr. Fristian Hadinata
Data Publikasi : Buku I MPKT A. Depok: Universitas Indonesia, 14



( Sumber : https://www.satujam.com/sumber-filsafat/ )



Perkembangan zaman telah menuntut berbagai aspek kehidupan untuk semakin maju dan berkembang. Dengan majunya perkembangan zaman saat ini manusia semakin didorong untuk terus berkembang dengan bekal akal fikir yang kritis dan sistematis. Terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, peneliti telah menemukan beragam penemuan baru dalam teknologi maupun pengetahuan. Cara berfikir manusia cenderung berbeda satu dengan yang lainnya, hal ini didasarkan pada pola fikir dan sudut pandang manusia terhadap permasalahan atau pertanyaan yang dicermati. Perbedaan tersebut akan memunculkan berbagai tanggapan antara setuju atau tidak setuju, dan benar ataupun tidak benar, tergantung kepada konsep dan kepercayaan apa yang dianut oleh manusia tersebut.

Kaitan antara filsafat dan ilmu pengetahuan terletak pada bagaimana cara manusia memandang suatu permasalahan dengan berfikir kritis dan menganalisis permasalahan tersebut. Salah satu cara yang tepat melalui metode dari pengetahuan yang dimiliki, dengan begitu manusia dapat mengimplementasikannya melalui sejumlah argumen yang dapat dikemukakan oleh manusia tersebut. Beberapa cara yang dilakukan tersebut merupakan cara untuk mempelajari tentang ilmu filsafat, yaitu ilmu yang penerapannya dengan cara mengkaji ulang setiap pernyataan atau masalah, dan menganalisisnya untuk menemukan suatu kebenaran. Pada dasarnya, kebenaran yang ditemukan manusia semuanya bersifat sementara, tidak pernah merupakan kebenaran mutlak yang abadi. Kajian ini juga berkaitan dengan penggunaan dan manfaat ilmu pengetahuan, serta pernyataan yang dapat menyatakan apakah analisis ilmiah benar-benar menghasilkan kebenaran yang sesungguhnya.

Filsafat seringkali dikatakan sebagai suatu studi yang tidak punya relevansi dengan kehidupan seharihari. Peran filsafat ternyata ada pada kehidupan sehari-hari, tanpa disadari setiap manusia pasti memiliki kepercayaan filosofis tertentu. Misalnya, kepercayaan yang memiliki konsep bahwa Tuhan itu ada, dan menganut kepercayaan bahwa kejujuran haruslah dipertahankan tanpa memperhitungkan konsekuensinya. Namun dapat dikatakan juga bahwa filsafat dapat digunakan manusia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Filsafat dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk memahami segala wujud kenyataan secara kritis, radikal, dan sistematisl. Kritis dalam filsafat berarti terbuka pada segala suatu kemungkinan yang baru, memilah dan memberi penilaian terhadap kemungkinan tersebut. Radikal dalam filsafat berarti mengajukan penjelasan dan pemahaman yang mendalam, dengan begitu seseorang dapat memahami persoalan sampai pada akar-akarnya. Sistematis dalam filsafat adalah upaya untuk memahami sesuatu dengan menurut aturan tertentu, runtut dan bertahap, serta hasilnya mengikuti suatu aturan tertentu. Dengan begitu, seseorang akan terus menerus berkembang dan bertambah pengetahuannya dengan berfikir secara filosofis.

Filsafat kerap kali didefinisikan sebagai induk dari ilmu pengetahuan (mother of science) yang merupakan perkembangan lanjut dari filsafat. Filsafat kini berfungsi sebagai disiplin lapis kedua (secondorder discipline) yang tidak lagi menyelidiki realitas secara menyeluruh melainkan sebagai peralatan analitik untuk memeriksa penyelidikan rasional ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, pertanyaan yang lebih fundamental seperti “Mengapa semuanya ada?” melampaui kemampuan ilmu pengetahuan untuk memberikan sebuah jawaban.

Filsafat terbagi menjadi cabang-cabang yang memiliki objek kajian khusus. Setiap cabang filsafat memiliki hubungan yang sangat berkaitan erat dan pembagiannya bertujuan untuk mempermudah kita dalam mengkaji filsafat. Terdapat tiga cabang kajian fisafat berdasarkan sistematika permasalahannya, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
  • Ontologi. Studi filosofis yang mengkaji tentang suatu keberadaan, eksistensi, dan realitas. Dalam pegertian itu ontologi dibedakan dengan metafisika atau kajian tentang realitas yang tidak dapat dijangkau secara inderawi karena obyek itu melampaui sesuatu yang bersifat fisik. Secara fisikal, itu tidak tampak namun tetap bisa dijadikan kajian konseptual seperti jiwa, Tuhan, dan sebagainya.
  • Epistemologi. Studi filosofis yang mengkaji hakikat dan mencakup ruang lingkup pengetahuan.
  • Aksiologi. Studi filosofis yang mengkaji tentang nilai-nilai dalam etika atau perilaku yang seharusnya dimiliki oleh manusia. Cabang filsafat yang termasuk dalam axiologi adalah etika (kebaikan perilaku) dan estetika (nilai-nilai keindahan atas realitas).


Fitur utama dari filsafat adalah mengevaluasi argumentasiargumentasi (evaluating arguments). Pemahaman ini dapat dicapai dengan terusmenerus bersedia mengajukan pertanyaan dan memperdebatkan ide yang kita miliki mengenai keduanya (Donald, 2006). Artinya, argumentasi menjadi dasar yang lengkap dari sebuah proses penalaran dan berbeda dengan sebuah eksplanasi. Menurut Baggini dan Fosl, aturan umum untuk membedakan keduanya adalah agumentasi merupakan upayan untuk mendemonstrasikan bahwa (that) sesuatu itu benar, sedang eksplanasi merupakan sebuah upaya untuk menunjukkan bagaimana (how) sesuatu itu benar.

Berpikir secara filosofis dapat sangat menyenangkan jika kita mencermatinya dengan kebijakan, tetapi hal itu juga dapat sangat menganggu. Ketika kita mulai berpikir secara filosofis itu berarti kita berpikir tanpa menggunakan sebuah jaring pengaman dan pijakan kokoh. Namun dengan berpikir secara filosofis dapat memicu pemahaman kita untuk lebih mendalam dan mendasar. Seseorang juga dapat memperoleh kemampuan menganalisis, berpikir kritis dan logis sehingga ia mampu juga berpikir secara luas dan menyeluruh. Berpikir filosofis juga membuat orang dapat berpikir sistematis dalam mengumpulkan pengetahuan sebanyak mungkin secara tertata. Sehingga seseorang dapat terus menerus menambah pengetahuannya. Di sisi lain, berpikir filosofis juga memberikan kesadaran mengenai keterbatasan pengetahuannya, masih banyaknya hal yang belum diketahui membuat orang menjadi rendah  hati, terbuka, dan siap untuk memperbaiki pengetahuannya. Dengan demikian, berpikir filosofis merupakan satu cara untuk membangun keutamaan pengetahuan dan kebijaksanaan dengan kekuatankekuatan yang dikandungnya. Filsafat menjadi sebuah alasan untuk jawaban atas pertanyaan analitik yang menyeluruh dan melampaui ilmu pengetahuan, hal ini didasarkan pada filsafat yang sangat berhubungan dengan makna dan konsep. Artinya, filsafat hadir dengan ilmu yang mengkaji pemahaman khusus diluar dari ilmu pengetahuan yang dapat diteliti secara realitas dengan berbagai penelitian nyata, filsafat mendorong seseorang untuk berpikir lebih dalam, menganalisa suatu pertanyaan atau permasalahan yang dikaji secara berulang-ulang, serta menghubungkan serangkaian gagasan untuk memperkuat dan meyakini atas pengetahuan baru melalui argumentasi yang telah dikemukakan. Dengan begitu, pengetahuan baru akan semakin berkembang dan bertambah secara tertata oleh kajian-kajian yang dilakukan dari sebuah evaluasi pengetahuan lama. Dalam memahami literatur filsafat, kita dilatih untuk berpikir secara luas dan menyeluruh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berfikir secara filosofis merupakan salah satu cara untuk membangun keutamaan pengetahuan dan kebijaksanaan kekuatan-kekuatan yang dikandungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LAMAN

I find myself in the middle of a storm : Thank you pandemic

  Tahun 2020, adalah tahun dimana kita dan semua manusia di Indonesia, ikut merasakan stage baru. New stage level of life: :/pandemic . Sa...