Membentuk Kekuatan KarakterOleh Melati Indah Suci, 160xxxxxxx
Judul: “Kekuatan dan Keutamaan Karakter”
Pengarang: Dr. Bagus Takwin dan Dra. Wuri
Prasetyawati, M.Psi
Data Publikasi: Buku
I MPKT A. Depok: Universitas Indonesia
Karakter
merupakan salah satu komponen terpenting bagi kehidupan setiap manusia dalam
menjalani dan menghadapi kehidupan. Dalam berbagai kejadian yang ada selalu
ditinjau dari sudut pandang karakter untuk menilai layak atau tidaknya fenomena
tersebut terjadi. Pembentukan karakter juga mempengaruhi kemajuan dan
pembangunan suatu bangsa. Bung Hatta (1932/1988) sudah menekankan pentingnya
pembentukan karakter bersama dengan pembangunan rasa kebangsaan dan peningkatan
pengetahuan serta keterampilan. Pembentukan karakter juga merupakan isu penting
dalam mengingat tujuan pendidikan adalah pembentukan watak atau karakter (Santoso,
2012). Maka dari itu, pembentukan karakter menjadi hal yang tidak dapat
diabaikan keberadaannya dalam dunia pendidikan.
Pembentukan
karakter perlu diperhatikan sebagai hal yang sangat melekat dengan diri pribadi
setiap manusia. Hal tersebut juga merupakan nilai-nilai eksternal yang semula
berasal dari lingkungan yang menjadi bagian dari kepribadiannya. Karakter
berbeda dengan kepribadian meskipun istilah tersebut saling berkaitan erat. Manusia
memiliki cara tersendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara
unik. Dengan keunikan itu sendiri yang menimbulkan munculnya perbedaan pada diri
setiap manusia.
Karakter
dapat diperoleh dari serangkaian perjalanan kehidupan yang dibentuk melalui
pendidikan yang ia tempuh, pengalaman yang didapati, percobaan yang dilakukan,
pengorbanan atas sesuatu yang ia hadapi, dan pengaruh eksternal (lingkungan)
yang melandasi sikap dari tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, dasar-dasar
nilai yang mempengaruhi terbentuknya sebuah karakter sangat perlu diperhatikan
dan dikawal lebih lanjut, karenanya hal tersebutlah yang dapat menunjukan
manusia seutuhnya. Peterson dan Seligman (2004) menekankan karakter manusia
dalam menjalani kehidupannya. Tentu dalam kehidupan manusia tidak terlepas
dengan sebuah permasalahan ataupun persoalan hidup yang dihadapi dan
dijalaninya. Disini sebuah karakter dapat terlihat dengan bagaimana ia dapat
mengontrol rasa emosional dan mengatasi konflik yang ada dengan menggunakan
kekuatan yang dimiliki jika dibandingkan memusatkan perhatian pada kelemahan
yang manusia miliki. Sehingga karakter dapat terbentuk seiring dengan nilai
moral yang berkembang setiap saat dalam hidupnya.
Manusia
sebagai makhluk hidup yang memiliki kekuatan dapat dikembangkan dalam
menghadapi masalah yang ada di sekitarnya. Kekuatan karakter yang sebagaimana telah
dimiliki oleh setiap orang, jika ditinjau dari sisi kehidupan mengandung nilai
moral dan ketegaran seseorang dalam menghadapi kesulitan dan tantangan yang
dihadapinya. Karakter berperan penting dalam hal ini, seperti bagaimana ia akan
menghadapi berbagai situasi kehidupan yang akan dialaminya.
Karakter
terbagi atas kekuatan dan keutamaan yang membentuknya (Peterson dan Seligman,
2004). Kekuatan yang dimiliki dalam sebuah karakter tentunya melalui
serangkaian peristiwa, proses pelatihan dan peneladanan yang membuat
keberadaannya kian mengikat dalam diri. Pendidikan pada intinya memiliki andil yang
cukup besar dalam proses pembentukan sebuah karakter yang kuat.
Identifikasi
dari keutamaan karakter akan terlihat pada pengenalan terhadap ciri-ciri
keutamaan yang tampil dalam perilaku khusus dan respon secara umum yang
ditimbulkan dari orang tersebut. Peterson dan Seligman (2004) telah
mengembangkan klasifikasi keutamaan secara universal dan juga mencakup karakter-karakter
yang kuat. Artinya, karakter yang telah terindentifikasi memiliki kekuatan pada
ciri utama yang merupakan keunggulan manusia. Disini bakat dan kemampuan
dibedakan sebagai kekuatan karakter yang
mencakup ciri keutamaan tersebut. Selain itu, kondisi situasional turut serta
dalam memunculkan atau menyurutkan kekuatan-kekuatan itu, dengan melalui
serangkaian pelatihan yang membuat kekuatan karakter tersebut berkembang, serta
kekuatan internal maupun eksternal yang menghasilkan hal positif bagi dirinya
sendiri.
Perbedaan
dari keutamaan, kekuatan, dan kondisi situasional berguna untuk pengenalan dan
pendidikan karakter. Hubungannya bersifat saling berkaitan erat, cara mengenali
keutamaan berbeda dengan cara mengenali kekuatan karakter, juga berbeda dengan
cara mengenali kondisi situasional. Jika ditinjau dari perilaku, kita terlebih
dahulu akan mengenal kondisi situasional dari karakter. Ketika seseorang
memperlihatkan sikap dalam situasi tertentu, kita dengan mudah akan mengenali
kondisi situasional tertentu dari karakter, tetapi belum dapat disimpulkan
bahwa orang tersebut memiliki kekuatan tertentu. Cara mengenali dan memastikan
kekuatan apa yang dimiliki orang tersebut adalah melihat bahwa orang tersebut
juga memperlihatkan sikap sesuai dengan kondisi situasional tertentu dalam
beberapa situasi. Kemudian, jika dalam berbagai situasi dan dengan rentang
waktu yang relatif lama seseorang menunjukan berbagai kekuatan tertentu dengan
konsisten maka kita dapat mengenali keutamaan orang tersebut.
Kekuatan
karakter memiliki akar psiko-sosial dan aktualitasnya dipengaruhi oleh
lingkungan sosial (Peterson dan Seligman, 2004). Kekuatan karakter merupakan
unsur psikologi, sebuah proses yang mendefinisikan dari keutamaan. Kecerdasan
sosial termasuk dalam kekuatan intrapersonal yang dimiliki orang tersebut,
mereka dapat mengembangkan dirinya sekaligus mengembangkan diri orang lain. Kondisi
sosial sangat mempengaruhi kekuatan yang dimiliki seseorang, dengan kata lain
kondisi lingkungan menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam
pembentukan karakter yang kuat. Karakter juga merupakan internalisasi
nilai-nilai yang semula berasal dari lingkungan yang menjadi bagian dari
kepribadiannya. Karena seringkali kepribadian
dikaitkan dengan karakter seseorang, padahal karakter merupakan evaluasi dari
kerpibadian seseorang. Kepribadian merupakan satu-kesatuan nilai yang
terorganisir, berbeda dengan karakter yang dapat ditempuh melalui pendidikan
dan pelatihan.
Keutamaan
dapat dicapai melalui pencapaian kekuatan karakter. Peterson dan Seligman
(2004) mengemukakan kriteria dari karakter yang kuat. Ciri-ciri atau kekuatan
yang dikandungnya secara moral bernilai sebagai sesuatu yang baik bagi dirinya
sendiri dan orang lain meskipun tidak langsung. Artinya, keutamaan yang
dimiliki oleh orang tersebut jika dari nilai moral yang baik dikandungnya, maka
penampilan dari ciri itu sendiri akan memberikan energi positif kepada orang
lain dan tidak akan mengganggu, atau menghambat orang-orang di sekitarnya. Sebuah
karakter juga memiliki karakteristik yang akan muncul pada tingkah laku
seseorang dalam rentang waktu yang relatif terhadap situasi dari satu tempat ke
tempat lain.
Dalam
dunia pendidikan sudah sepantasnya menerapkan pendidikan karakter sampai pada
pendidikan tinggi. Salah satunya terdapat pada Universitas Indonesia yang telah
menerapkan 9 nilai-nilai dasar yang ditanamkan kepada seluruh civitas akademika
Universitas Indonesia, termasuk mahasiswa. Nilai-nilai dasar tersebut
diantaranya adalah kejujuran, keadilan, kepercayaan, kemartabatan dan/atau
penghormatan, tanggung jawab, kebersamaan, keterbukaan, kebebasan akademik dan
otonomi keilmuan, serta kepatuhan pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pada lingkup pendidikan, hal ini dirasa sangat patut disertakan dalam
kegiatan pembelajaran. Mengingat karakter dalam diri pribadi setiap orang
memiliki keunikan tersendiri dan mempengaruhi terbentuknya suatu bangsa.
Karakter
menjadi kecenderungan hal yang dimiliki seseorang dengan berbagai penyusunnya
dalam berperilaku. Menurut Peterson dan Seligman (2004) karakter terbagi atas
keutamaan dan kekuatan yang membentuknya. Mengingat pentingnya sebuah karkater,
tentu dalam dunia pendidikan perlu dianjurkan pengajaran untuk membentuknya
karakter yang baik dan kuat. Pendidikan karakter merupakan salah satu bentuk pembelajaran
yang dibutuhkan untuk menjawab kecenderungan perilaku negatif yang marak
terjadi saat ini. Dengan adanya pendidikan karakter, usaha pembentukan karakter
yang lebih baik akan dapat dengan mudah memungkinkan keadaannya terwujud.
Kekuatan karakter ini kemudian akan membantu seseorang dalam berperilaku dan menjalani
kehidupannya sehari-hari. Sebuah karakter pula yang akan mempengaruhi
terbentuknya suatu bangsa, jika dikatakan demikian, tentulah kita sudah
sepatutnya turut serta berkontribusi dalam pembangunan dan berdirinya bangsa. Oleh
karenanya, perlu sejak dini kita memulai untuk menanamkan nilai-nilai
kebangsaan dan memupuk rasa kehormatan terhadap sesama dengan berdasarkan nilai
yang terkandung dalam Pancasila agar tercipta bangsa yang memiliki karakter
yang kuat dan bersahaja.